Sabtu, 19 Desember 2015

Pengalaman Cabut Gigi Graham Kiri (Episode 1)

Hampir 11 tahun lebih saya sudah menderita sakit gigi pada dua graham saya dan berlanjut parah. Alhamdulillah sekarang saya sudah sembuh karena saya memberanikan diri untuk mencabutnya secara bergantian ke dokter gigi. Kali ini saya akan membagikan pengalaman saya kepada pembaca agar tidak takut untuk mencabut gigi yang sudah parah dan tak bisa ditambal lagi, karena mereka bisa membawa penyakit berkelanjutan.

Awal cerita dimana pertama kali gigi graham saya hancur ketika saya membeli jajanan pentol dipinggir jalan, waktu itu saya makan pentol yang masih panas dan minum air es yg tersedia di tempat tersebut. Alhasil setelah saya pulang ke rumah, gigi graham kiri saya hancur begitu saja seperti cangkang telur yg hancur karna diremas. Perasaan saya kaget dan bingung kok bisa hancur begitu saja? Akhirnya penderitaan saya waktu itu dimulai.


Setelah lama mungkin sekitar beberapa tahun kemudian gigi saya mulai parah, dengan tanda-tanda gigi graham saya mulai menghitam pada bagiannya yg hancurnya. Akhirnya tidak beberapa lama juga gigi graham kanan sayapun ikut hancur juga, saya sendiri sudah lupa apa penyebabnya, karna kejadian tersebut sudah lama sekali.

Setelah saya menduduki bangku kelas lima sd, saya mulai menderita sakit gigi yg luarbiasa, hampir tiap hari saya meraung-raung menjerit kesakitan di bagian graham saya, hingga saya ingin memilih jalan pintas untuk mencabut sendiri gigi saya dengan minyak sakit gigi, saya mencoba menuangkan semua minyak tersebut di graham saya dan menarik secara paksa graham saya sampai berdarah, saya tarik! Tarik! Tarik! Sampai saya sendiri menyerah. Dan gigi tersebut malah bertambah sangat parah.

Beberapa minggu kemudian graham tersebut sembuh dan sayapun merasa sangat lega. Saat itu juga saya langsung bertanya kepada teman teman sekelas saya, kalo cabut gigi graham itu sakit ato nggak? Alhasil jawaban salah satu teman saya adalah "hati-hati lis, kalo gigi graham itu urat syarafnya terhubung ke mata, jadi kalo salah-salah matamu buta lho!". Mendengar jawaban tersebut dengan mentah-mentah saya mengurungkan niat untuk cabut gigi.

Tiap saya bertanya kepada semua orang, jawabannya selalu negatif, sehingga saya sendiri kehilangan semangat untuk mencabutnya. Penyakit gigi graham hancur ini akhirnya saya tanggung selama 11 tahun lamanya, hal ini membuat mereka merajalela di mulut saya, Setiap beberapa bulan sekali saya harus menjerit kesakitan apabila sakit giginya tiba-tiba sakit karena beberapa makanan yang masuk ke dalam lubang kawah gigi tersebut. Hingga akhirnya saya sudah mencapai batas kesabaran saya untuk mencabut gigi tersebut ke dokter.

Tahun 2014 lalu saya mulai memberanikan diri untuk mencabut gigi graham saya. Waktu itu banyak persiapan yang saya lakukan untuk memberanikan diri mencabut gigi graham saya yang katanya mempunyai resiko tinggi untuk dicabut. Pertama saya mulai membaca beberapa artikel di google tentang mencabut gigi. Disana saya banyak mendapat pengtahuan tentang persiapan positif untuk cabut gigi, walaupun info negatifnya juga banyak.

Kedua saya mencoba mencari permainan yang berhubungan dengan cabut gigi agar saya mengerti bagaimana prosedur cabut gigi dilakukan. Syukurnya waktu itu saya menemukan game dentist yang pas buat saya. Di sana saya bisa mengetahui cara-cara dokter gigi mencabut gigi graham. Sayapun memainkan game tersebut berulang kali sambil menanamkan sisi positif bahwa nanti operasi cabut gigi saya akan berjalan dengan lancar seperti layaknya game yang mainkan.

Ketiga saya membuka video youtube tentang pencabutan gigi graham yang sudah hancur dan dibarengi munculnya polip, namun kebanyakan video di sana menampilkan pencabutan gigi graham bungsu. Keempat saya berdoa kepada Tuhan agar dimudahkan saat saya cabut gigi nanti. Setelah keempat hal tersebut saya jalani, akhirnya saya memutuskan untuk ke dokter gigi dan berkonsultasi terlebih dahulu.

Setelah dokter memeriksa gigi saya, dokter terlihat terkejut melihat gigi gragham saya yang sudah hancur sekali, gigi graham tersebut dibarengi dengan munculnya polip dan darah yang mengalir terus menerus. "Waaah, kayaknya ini harus segera dicabut pak" kata dokter kepada saya. saya menjawab "Iya Dok, memang sudah semestinya dicabut Dok, karena saya sudah tidak tahan selama ini saya selalu merasakan darah dalam mulut saya, hampir setiap makanan rasanya darah Dok"

Akhirnya dokter memberikan resep obat kepada saya dan meminta saya untuk cabut gigi 2 hari lagi.Sayapun menunggu hari tersebut tiba.

Hari pencabutan gigi pun telah tiba. Saya kembali datang ke tempat dokter gigi tersebut dengan perasaan sedikit gugup. Setelah dokter berkata 'Bapak sudah siap?". Saya menjawab "iya saya siap Dok'. Maka operasi pencabutan gigipun dimulai! Pertama dokter menyuntikan bius kebal ke gusi saya. Saya kira suntikan itu terasa sangat sakit, tapi ternyata tidak sama sekali, malahan saya tidak merasa apa-apa. Setalah disuntik dokter mencoba menarik gigi saya sekuat mungkin memakai tang. Waktu itu saya melihat dokter tersebut kesulitan mencabut gigi kiri graham saya, akhirnya dokter bergumam 'ya ampun gigi Bapak ternyata kuat sekali ya'.

Dokter akhirnya meminta izin kepada saya untuk membelah gigi saya menggunakan bor, sayapun mengiyakan saja, karena saya sendiri sudah sangat gugup mulut saya sudah berlumuran darah. Setelah dokter selesai membelah gigi saya, akhirnya gigi saya kembali dicabut menggunakan tang, dan alhasil semua gigi saya dapat dicabut dengan mudah separo demi separo. Setelah itu saya disuruh dokter berkumur-kumur dan selesai. Singkat dan penuh perasaan gugup, saya melirik ke kiri dan ke kanan, mata saya tidak apa-apa, tidak ada sedikitpun mata saya terganggu.

Akhirnya saya menghancurkan teori teman saya waktu sd dulu. kalo cabut gigi itu aman kalo kita sudah berkonsultasi ke dokter bagaimana semestinya. karena setiap dokter gigi pasti mengetahui tingkat resiko gigi yang dicabut. Tapi saran saya kalo mau ke doter gigi, carilah dokter gigi yang benar-benar sudah jadi dokter gigi, dan bukan dokter gigi yang sedang menjalani praktik. karena biasanya dokter ggi yang sudah profesional sangat mengetahui tingkat resiko pencabutan gigi pasien yang dicabutnya. So kenapa kita harus ragu dan takut mencabut gigi kita untuk kesehatan dan terhindar dari tumor gigi!

6 komentar:

  1. selamat browh..
    mengingat gw dulu pas nyantri nyesal sih kenapa harus ngebor gigi, padahal nyut nyut an doang. dan karena alasan gw cuma pengen keluar pondok, sekalian aja ane ngebor gigi. sampe sekarang nges nges nges kalau udah makan karena lubang.

    BalasHapus
  2. Jadi apa gigi ente masih berlubang Qor? Jika lubangnya parah, emnding dicabut deh, nanti ane kasih alamat dokter gigi ane yg sudah berjasa mencabut gigi graham ane yg sudah hancur belasan tahun. Parahnya gigi berlubang bisa membuat tumbuhnya tumor di dalam gusi kita yg nanti insyAllah ane posting di episode 2. Ngeri Qor kalo masalah gigi tidak diselesin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. masih sih tapi dia juga tumbuh..
      paling ane punya masalah karang gigi aja sekarang.
      Parah juga sampe bawa bawa tumor y.. oke dech.

      Hapus
    2. Coba deh nanti ente konsultasi ke dokter gigi Qor, walaupun karang gigi, biasanya, ntar berlubang kaya ane lo. Gratis ko.
      Ane kemaren sebelum cabut, dikasih nasehat dan solusi dulu Qor, gak langsung diambil tindakan.
      Ane saranin di dokter gigi ane kemaren, simpang 3 veteran. namanya dokternya hery sutanto

      Hapus
  3. Berapa lama Kita harus menggit kasa biar darah ngk ngeluarin kak

    BalasHapus