Minggu, 27 September 2020

Kebiasaan Buruk Di Rumah


Karna kebiasaan saya waktu smp suka pake sempaks. Teman-teman saya sudah biasa kalo mau jemput ke rumah saya dikagetkan dengan penampakan saya seperti tuyul yang sedang membuka-kan pintu. Iya, gimana gak kaya tuyul, rambut gundul semi dan hanya memakai sempak.

Setiap seminggu sekali di hari rabu, jam 8 malam. Teman saya Jeffry sering jemput untuk latihan beatbox di siring Tendean bersama teman-teman yang lain. Jeffry ketuk pintu rumah saya, lalu seperti biasa dengan ketidak-siapan saya membukakan pintu hanya memakai sempaks. Jeffry menyapa saya

"what's up man. C'mon"

"Wait braah" jawab saya

Begitu-begitu terus setiap minggunya sampai Jeffry hafal dengan kegiatan saya membuka-kan pintu hanya memakai sempaks.

Pernah di hari rabu seperti biasa. Saya sudah tau bakal ada yg mengetuk pintu di malam hari. Saya berkata "hmm pasti yg ngetuk ini Jeffry".

"tok tok tok"

"wait, wait braaah"

Saya yang hanya memakai sempaks. Membuka pintu dengan bersemangat sembari berkata "Let's........" go (suara saya mulai pelan).

Dihadapan saya ternyata bukan Jeffry. Melainkan tante alias teman mama saya, beserta anaknya (cewe) yang seumuran sengan saya.

Mata tante terbelalak. Mata anaknya terbelalak. Jantung saya mau copot.

"Aduuuuuuuhhhhh saya harus ngapain ini?" Saya berkata dalam hati.

Kami bertiga terdiam selama 15 detik. Lalu hal yang saya lakukan adalah menutup pintu rumah dengan perlahan. Terus kasih tau mama ada tamu. Dan saya pergi ke kamar meratapi kejadian memalukan tersebut. Saya telpon Jeffry untuk latihan hari ini diskip aja.

Semenjak kejadian tersebut saya gak mau lagi pake sempaks di rumah. Tiap hari saya udah pake baju dan celana. Lambat laun kebiasaan pas smp tersebut sudah menghilang dan saya insyAllah udah gak kaya tuyul lagi. Rambut saya sudah panjang.

Oke... Panjangnya gak segini juga sih


Sabtu, 26 September 2020

Uyuy


Saya punya kucing namanya Uyuy. Dia adalah kucing kampung cowo yang waktu kecil sering main-main dihalaman rumah saya. Karna saya suka kucing. Jadi saya angkat dia jadi kucing peliharaan saya. Setiap hari saya kasih makan sosis sonais sampai dia berumur remaja.

Waktu kecil Uyuy suka sekali digendong-gendong bak anak kecil. Kadang-kadang sampai ketiduran kalo lagi digendong. Namun semuanya berubah semenjak Uyuy di masa remaja. Pertama kalinya saya sedih Uyuy tidak mau lagi digendong. Kalo digendong pasti ngamuk. Saya berfikir kenapa bisa jadi begini?

Beberapa hari saya lihat. Ternyata alasannya adalah Uyuy sudah mulai dewasa. Dia sudah nyari kucing cewe lain dan mau kawin.

Oo pantes kata saya gak mau digendong lagi. Sedih sekali sih. Karna sebelumnya dia suka digendong dan sering jilatin tangan saya kalo mau makan. Tapi apalah daya saya harus merelakan ke uwuan itu.

Sekarang Uyuy masih saya pelihara dengan memberinya makan 3 kali sehari. Dia saya kasih makan dengan makanan kucing yg bentuk biji-biji itu tuh, dan bukan sosis sonais lagi.

Pernah disuatu malam pas pulang kerja saya kasih makan Uyuy dihalaman. Beberapa menit saya nonton Uyuy makan, eh ternyata ada orang ribut-ribut di blok sebelah. Saya kaget, namun semua orang diblok rumah saya gak ada yang berani keluar.

Mendengar keributan tersebut. Jiwa bijaksana saya muncul untuk melerai mereka agar tidak mengganggu orang istirahat.

Saya samperin lokasi keributan tersebut. Ternyata ada 7 orang lagi adu-adu mulut yang kurang jelas apa sumber pemicunya apa. 

Dengan suara lantang saya bertanya "woy ada apa ini rame-rame tengah malam?". Semua orang bertujuh ini memandangi saya dan salah satu berucap "apa nyawa? Tacut kah jua? Unda orang sini".

Saya cuma diam aja, sambil memperhatikan mereka semua. Saya mulai memperhatikan secara spesifik orang-orang ini. 

Saya perhatikan... Perhatikan....jleeeb.... Saya terdiam ketika liat tangan-tangan mereka (ditangan mereka ada odading mang oleh)

Ternyata semua orang bertujuh ini masing-masing membawa parang alias golok yg ukuran cukup besar ditangannya.

Saya terdiam gak bisa ngapa-ngapain. Nyali saya langsung ciut. Kejadian yg sungguh awkward. Saya diam. Orang-orang pada diam. Mereka saling pandang-pandangan dengan mata tajam. Ya... Setajam silit.

Saya pelan-pelan membalikan badan saya untuk pulang ke rumah. Saya hampir disabet gegara menegur mereka saat itu. Untungnya saya gak ngelawan celotehan mereka.

Setelah sampai di rumah. Saya balik nonton Uyuy dengan setengah makanan yg masih dinikmatinya.

Mending saya nonton Uyuy, daripada saya dibagongkan dengan sabetan golok.

Jumat, 25 September 2020

Sok Santuy


Dulu saya sering sok jaim kalo ketemu dengan teman baru. Saya sok-sok pendiam dan sok terlihat cool. Padahal mah di rumah sering joget-joget pake sempaks.

Waktu itu sekitar bulan Agustus 2012 adalah awal perkawanan saya dengan Randy. Dia adalah salah satu rapper yang memiliki suara berat layaknya Busta Rhyme. Saya bertemu dengan Randy karena waktu itu kami ber-enam bersama team yang lainnya berencana jalan-jalan ke riam kanan.

Randy waktu itu membawa mobilnya dan menjeput kami semua. Pertama kali saya masuk ke dalam mobilnya saya diam aja. Sok-sok kerenlah pokoknya (karna jarang sekali saya dijemput orang pakai mobil di kampung rumah saya). Saya berkenalan dengan Randy dan mantannya bernama Dona. Dan ternyata mereka berdua ini jaim juga. Ya udah deh. Sama-sama sok cool semua.

Diperjalanan Randy sambil nanya-nanya ke kami semua. Karna memang Randy baru kenal beberapa dari kami juga. So, akhirnya kami semua ngobrol-ngobrol asik di dalam mobilnya sembari menikmati perjalanan.

Sembari menuju ke riam kanan. Ternyata Randy mulai ragu ke tempat tujuan (padahal sudah lumayan jauh), karna katanya lupa jalannya. Akhirnya di setengah perjalanan kami berhenti dan cuma foto-foto doang terus capcus pulang lagi.

Setelah selesai foto kami otewe pulang. Walaupun sebentar, kami cukup menikmati perjalananya karna ngobrol-ngobrol asik tadi.

Sekian berapa menit menuju arah pulang, kami melihat ada gunung yang bertuliskan "Gunung Aranio". Dan kami semua tertarik ke sana untuk melakukan futo-futo lagi.

Setelah puas futo- futo dan menikmati pemandangan dari gunung Aranio. Kami menuju pulang kembali. Kami semua nampak sudah mulai lelah karena efek naik gunung tadi. Akhirnya susana di mobil mulai senyap karna hari sudah mulai senja. Kamipun diam dan beristirahat sejenak sambil memiringkan sandaran kursi masing-masing agar bisa rilex dan santuy.

Saya dan Bana adalah orang yang diantar pertama oleh Randy ke rumah, karna kebetulan rumah kami satu blok alias satu gang. Kami bersalaman ke semua team lain, kami salaman tos ala-ala hip-hop ke Azmi dan si Bigjeff yg memperkenalkan kami ke Randy dan Dona.

Bana tos dengan Dona, saya tos dengan Randy yang pintu mobilnya masih terbuka. Karna saya tosnya sambil ngobrol sama yg lain, Randy menutup mobilnya dengan kencang. Tangan saya masih di sela-sela pintu depan. Karna keasikan ngobrol. Pintu mobil yg ditutup randi menjepit tangan saya.

     "Blaaaaaaaammm" suara pintu mobil ditutup dengan kencang

Saya diam dengan mata terbelalak. Jantung saya terasa mau copot menahan sakitnya kejepit pintu mobil tersebut. Rasanyaaaa...... seperti makan odading mang oleh. 

Sambil menahan sakit saya meminta maaf ke randy

        "Ran..... Engg.... Anu.... Maaf"

            " kenapa lis?"

         "Nganu... Ini tanganku kejepit"

            "Astaga lis. Kenapa kada bepadah"


Semuanya kaget dan tercengang liat tangan saya kejepit. Lalu Randi melepaskan pintunya.

Saya pengen teriak kencang. Tapi gajadi karna harus tetap cool. Akhirnya saya nahan sakitnya dengan sok santuy sembari berucap "aman cuy"

Randy bertanya "kadapapalah lis?"                 

"kada papa ran. Bah keini ja sakitlah haha"


Saya berpamitan ke semua teman. Lalu saya menuju ke rumah dengan Bana yg satu arah (hanya beda beberapa blok). Randi juga mulai menancapkan gas mobilnya untuk nganter yg lain.

Tangan saya masih gemetar. Rasanya seperti tangan saya membesar dan mengecil, Nyut-nyutanlah pokoknya. Mata sudah mulai berlinang nahan sakitnya. Sesampai di rumah saya langsung ke kamar mandi dan mengambil ancang-ancang, lalu.......

    "aaaaaaaaaaaaaaaarrrggh sakit coook"




Rabu, 09 September 2020

Milikmu dan Bukan Milikmu

 

Saya pernah punya orang spesial. Mungkin sampai sekarang masih spesial. Namanya Irma. Dia adalah seorang gadis imut yg membagongkan. Iya bagaimana tidak. Dia sering membikin saya bagong kadang-kadang.

Dia ini adalah wanita yang membuat saya berfikir 2 kali untuk menikah waktu itu. Bukan karna saya tergoda. Eh tapi hitungannya tergoda sih.

Ya... habisnya dia adalah orang yg pernah saya sukai. Eh tapi kami dekatnya pas mau nikah. Ya udah deh. Diomelin sama calon bini. Akhirnya saya harus memutuskan untuk tidak berkomunikasi lagi dengan dia.

Setelah 4 tahun saya menikah. Akhirnya saya mengakhiri pernikahan tersebut karna... Ya ga usah di jelasin lah ya. Intinya jodohnya sudah habis. Tapi untuk pembelaan diri. Sayalah yang mengakhiri pernikahan ini karna ada beberapa faktor yang sudah saya putuskan secara matang.

Saya juga gak nyangka bakalan jadi duda. Saya kira kalo saya nikah itu bakalan sampai mati dan tua bersama sama. Eh ternyata berbanding terbalik dari yang saya kira.

Setelah 10 bulan menjalani masa duda. Ternyata Irma hadir kembali dalam hidup saya. Saya senang hampir tidak bisa tidur karna hati berbunga-berbunga. Namun sayang. Sebagian diri saya masih mengingatkan sebagian lainnya agar berhati-hati untuk menjalani hubungan cinta. Akhirnya saya mengalami dilema yang sangat berat, apakah saya harus meladeni kisah romance ini kembali atau tidak.

Melompat dari kisah kehidupan saya akhir-akhir ini. Saya akan menceritakan perjalanan cinta saya bersama Irma sesuai dengan permintaannya.

Irma adalah anak tunggal di dalam keluarganya. Dia juga termasuk anak yg berkecukupan. Mungkin kalian sudah bisa membayangkan gambarannya. Yap betul. Dia adalah anak yg mungkin paling dimanja-manjakan oleh kedua orang tuanya.

Awalnya saya juga berfikir seperti itu. Namun ternyata tidak. Dia adalah orang yang membuktikan bahwa dirinya berbeda. Walau dia anak tunggal. Dia ingin sekali membuktikan kepada kedua orang tuanya bahwa dia bisa sukses seperti mereka.

Dia membuktikan dengan cara menjalankan bisnis bapaknya, yang dimana mungkin akan mencengangkan beberapa teman bapak dan ibunya. Dan betul saja. Mereka kaget saat melihat Irma yg sering ke mana-mana jalan pake mobil. Sekarang dia pake motor biasa lalu berdagang seperti ayah dan ibunya.

Melompat lagi dari sisi kehidupan Irma. Jadi saya adalah sesorang yang sempat menjadi gebetan alias pacarnya selama beberapa bulan. Selama saya menjalani hubungan dengan Irma. saya merasa sangat senang karna bisa memiliki seseorang yang ingin saya miliki sejak dibangku sma.

Banyak hal yang sudah dilalui bersamanya. Mulai dari hepi, sedih, canda, tawa dan lain-lain. Seandainya bisa memutar waktu. Mungkin saya tidak akan mengakhiri hubungan tersebut saat itu.

Sampai sekarang saya masih dikasih kesempatan oleh Tuhan apakah mau melanjutkan masa-masa itu lagi atau tidak. Dan saya tetap memutuskan untuk tetap di jarak yang aman agar tidak terjadi kekhilafan yang membuat saya menyakiti hatinya lagi. Sudah cukup dulu saya sudah pernah menyakiti hatinya.

Sesuai percakapan terakhir yg pernah kami bahas. Irma memberi tahu saya kutipannya yg entah dari mana dia dapat. Kutipannya adalah  "kamu akan memiliki apa yang menjadi milikmu. Dan kamu tidak akan memiliki apa yang tidak menjadi milikmu". Lalu dengan lugas saya mengedit kutipannya dengan sepontan...

      "Kamu mungkin bisa memiliki apa yg bukan milikmu. Namun itu tidak akan abadi. Dan kamu mungkin tidak bisa memiliki apa yg menjadi milikmu. Namun waktunya saja yang belum tepat"

Sejujurnya saya tidak tahu itu benar atau tidak. Tapi itu adalah base on dari pengalaman pernikahan saya. Mungkin mantan istri saya bukan milik saya. Oleh karena itu pernikahan saya tidak abadi. Dan di sisi lain, mungkin saya juga pernah memiliki Irma tapi mungkin Irma bukan seseorang yg menjadi milik saya.

Saya yakin. Mungkin Irma akan menemukan jodoh yg menjadi miliknya di suatu saat. Dan saya mendoakan kepada dirinya agar dia benar-benar menemukan pasangannya yg tepat. Bukan hanya sekedar pelampiasan untuk menghilangkan status jomblo, karna kesepian, karna kegabutan, dan hal-hal lain yg dia rasakan.

Walaupun saya masih mencintainya. Namun memilikinya adalah hal yang sangat menyulitkan hidupnya dan hidup saya. Di mana kami masih sama-sama meniti kehidupan di masa pandemi ini. Selain itu masing-masing dari kami harus fokus membangun finansial yg baik dan mapan. Kalo kami sudah sama sama siap.... Eaa....

Oke, mungkin sampai di sini pembaca sudah tau inti dari pembahasan ini. Di dalam curhatan saya ini, memiliki 3 fase cerita yg dimana masih terlalu singkat untuk saya ceritakan. Alasannya tidak mungkin saya ceritakan semua dalam satu postingan. Yah mungkin kalo saya ada waktu luang, saya bikin episode 2 nya. Lagipula tulisan ini saya dedikasikan kepada tokoh yg ada dalam cerita ini yaitu "Irma".

Buat Irma. Kamu adalah orang the best dalam hidup saya. Dan seperti yang sudah saya sampaikan. Saya akan sesekali memantau kehidupan anda di masa rindu saya. Sampai sekarang saya masih menjaga jarak dengan anda. Karna saya tau ini adalah jalan terbaik untuk menjaga kelanggengan komunikasi kita. Percayalah. Di masa mendatang. Jika saya belum menemukan jodoh saya. Saya akan nikahi anda. Saya tidak memerlukan fase pdkt kembali, ini, dan itu.

Salam Rindu.....

Jijay


Selasa, 01 September 2020

Tiarap yang Membagongkan

 


Dari dulu saya ingin sekali punya badan gemuk, tapi gak pernah gemuk-gemuk. Keinginan ini muncul ketika waktu kecil Bapak pernah mengejek saya dengan sebutan "tengkorak hidup". Sampai sekarang saya berfikir "sekurus itu kah badan saya?". Saya jalan ke cermin gak pake baju, lalu ngaca... Saya diam 5 detik... Saya melihat kerangka dada saya terlihat dengan jelas... Oke fix kaya tengkorak hidup.

Karna ambisi saya yang ingin memiliki badan gemuk. Hal ini membuat saya mendamba-dambakan susu w**ght-g*in (yg iklan animasi badan kurus terbang karna kena angin. Pas minum susu itu, auto gemuk dan kuat dari hembusan angin). Namun dari dulu saya tidak pernah menemukan di mana orang jual susu tersebut.

Ketika saya diajak teman saya bernama Fiki untuk berbelanja di salah satu market mall. Fiki berbelanja kebutuhannya untuk di rumah. Sambil plengak-plengok. Saya liat ada susu L-M*n gainmass terpampang ganteng di sebelah saya. Dengan gerakan spontan tangan saya mengambil susu bubuk itu. Terus langsung nanya ke Mba yg bertugas di market tersebut mengenai kelebihan dari susu bubuk itu. Mbanya langsung jawab dengan mantap "oo itu buat gemukin badan mas". Disinilah cerita di mana kekampretan dimulai.



Setelah membaca informasi kemasan susu tersebut. Hal yg saya fokuskan adalah takaran sajiannya seperti berapa banyak sendok dan berapa mili liter air diperlukan membuat satu sajian untuk diminum.

Karna saya orangnya perfeksionis. Saya benar-benar mengikuti cara penyajian yg tertulis di kemasan. Saya niat untuk beli botol shaker kecil yg kurang lebih mendekati ukuran takaran saji. Saking perfect nya saya mengais susu bubuk sendoknya dengan pas. Dan menuangkannya air ke dalam shaker dg teliti. Tidak kurang. Tidak lebih.

Tiap kali saya menuang, mengukur, dan menimbang dilantai dengan perfect. Saya sambil tiarap mengukur takaran saji agar kandungan dan rasanya pas. Tp ternyata secara tidak sadar mengundang gaya kebagongan yg membuat image saya luntur. Ya betul. Di rumah dan dikerjaan saya punya image yg pendiam dan sok sok keren. Gegara cara saya menyajikan susu bubuk ini. Semuanya hancur.

Pernah saya hampir kelupaan minum susu bubuk tersebut di malam hari. Pas mau tidur saya baru ingat, dan saya langsung menyiapkan susu tersebut di dapur. Seperti biasa sambil tiarap saya menakar air di shaker dengan teliti. Tiba-tiba Bapak menuju dapur dan liat saya melakukan hal aneh pertama kali di rumah yaitu "tiarap di dapur".

Saya diam mandangin Bapak. Bapak diam. Cicak juga diam....

    "ngapain nak?"

        "eee anu Pak"

            "ini lagi nyari kecoak"

                

Ilustrasi kegep tiarap di dapur

Di tempat kerja saya juga pernah lupa minum susu bubuknya pas break istirahat. Akhirnya di sela waktu kerja saya nyiapin minumannya. Karna saya diamanahkan sebagai pemimpin di toko dan saya gak mau ketauan ritual penyajian minumannya. Maka saya cari tempat sunyi yaitu di gudang stockroom.

Saya siapin seperti biasa. Kais bubuknya 8 sendok. Tuangkan air 175 ml ke dalam shaker. Namun kampretnya gak ada meja untuk mengukur airnya. Jadi seperti biasa saya tiarap-tiarap lagi untuk menuang dan mengukur air ke dalam shakernya. Selang beberapa detik tiba-tiba ada karyawan yang cari barang di gudang stockroom dan udah sekian detik liat saya tiarap-tiarap memandangi shaker. Saya kaget dan tersontak sambil tiarap. Kemudian terjadi awkward alias canggung. Dia mau nanya sungkan. Saya juga diam karna kegep (pemimpin macam apa saya. Sambil tepok jidat dalam hati). Akhirnya saya memasang wajah datar untuk perlahan-lahan bangun sambil balik kerja bawa shaker.

Tamat.